Puisi,Sitok Srengenge

Diposting oleh Unknown on Senin, 17 Juni 2013

Duka kadang datang bersama gerimis dan hawa dingin

Kemiskinan bagai belenggu, tak semua orang mampu beranjak


Nasib seganas godam yang menghantam pelipis kaum lemah

Mereka yang tak tahan, memilih mati dengan cara lain



Maut menyamar sebagai peri ayunan

Merengkuh dan menimang sampai kita hilang ingatan


Lalu gerimis menjadi metafora yang klise

Mewakili airmata dan siklus kesedihan


Aku atau kau, siapa pun yang tinggal, menggigil dan kesepian

Sejenak. Tak lebih lama dibanding kenangan hawa dingin



sitok srengenge,1988

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar