Di Kala Fajar Datang Dan Mentari Enggan Datang

Diposting oleh Unknown on Senin, 24 Juni 2013


Tenang dan kelam nya malam mulai bergulir seiring detik waktu yang tidak akan pernah berhenti. Peraduan binatang malam mulai terkikis habis terpojok oleh jatah waktu yang tinggal sepersekian, menunggu pergantian shift jaga tim selanjutnya. Kodok, jangkerik, kelelawar sudah besiap siap dan bergegas meninggalkan posnya berkemas menuju peristirahatanya. Alampun mulai berkemas dan bergegas, rembulan yang sebeitu teduhnya berasa gusar karena sang punya sinar akan segera datang menggantikannya. Ayam jagopun sebagai algojo waktu sudah bersiap berkoar memenggal kesunyian gelap malam menjadi terangnya pagi yang bergulir siang.
Namun hari itu terkesan semua diam, kodok jangkerik dan ayam pun terasa malas untuk menunaikan tugasnya. Mereka seakan ogah melihat sekitar yang tak sebegitu peduli sekarang. Teringat di kala cerita orang tua mereka, sebegitu semangat di kala sepertiga malam terakhir menjelang fajar. Mereka berasa tenang,sejuk dan damai di kala air pancuran mengalir membasuh manusia yang beriang hati di tengah kedinginan, membasuh kedua tangan berwudlu untuk sejenak bertemu dengan Tuhannya. Dengan senangnya dia bersiul bernyanyi saut menyaut satu dengan yang lain hanyut dalam kegembiraan dan ketengan hati hamba yang ingat Tuhannya.

Tumbuhan dan tanamanpun dengan senang hati berbasah ria berlinang embun air mata, terharu sebegitu taat dan mulianya umat manusia. Kegembiraan itu mengantarkan waktu bergulir tersas indah samapi adan subuh berkumandang nyaring menyusup di sampai sela sela relung kalbu.
Namun itu adalah cerita dulu, ketika orang tua jangkerik,kodok dan ayam masih sehat dan bugar melaksanakan tugasnya. Namun kini dikala tampuk regenerasi beralih tongak estafet, itu semua tinggal cerita. Tak ada lagi penyejuk hati, penenang pikiran. Hilang sudah suara siulan, nyanyian di malam hari karena keengganan, dan kemalasan mereka melihat sebegitu banyak kemajuan atau kemunduran dibalut kecanggihan yang ada. Tumbuhan pun sudah tak lagi meneteskan embun air matanya ,kini tersumbat oleh debu kecongkahan. Semua berubah dengan dalih modernisasi dan globalisasi ,dimana siang dan malam adalah sama. Sisi gelap dan terang tak lagi beda hanya samar kelabu yang mudah sekali untuk di singkap, alam merindukan ketenangan. Alam merindukan kekusyukan hambanya untuk kembali ke jalan dan putaran yang dulu pernah ada.

Dan kini fajarpun seakan pingin cepat berlalu menunaikan tugas dan titahnya karena sepi tak ada yang mau menemani namun mentaripun enggan bersinar karena sedih dan tak bersemangat melihat garis batas yang sebegitu samar. Maka kembalilah dan bergegaslah………………………..


oleh : Magoroku

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar